Probolinggo, 16 Agustus 2025, Warga Desa Plaosan, Kabupaten Probolinggo, melayangkan protes keras terkait dugaan penyalahgunaan bantuan sosial yang seharusnya mereka terima. Tidak hanya dana Program Keluarga Harapan (PKH) yang bermasalah, bantuan pangan berupa beras juga dituding dipotong oleh oknum ketua RT.
Sejumlah warga mengaku kartu ATM PKH mereka dikuasai oleh RT. Penarikan dana dilakukan tanpa seizin pemilik, sehingga bantuan yang cair ke rekening tidak pernah diterima penuh.
“Pernah ditarik uangnya, dipotong sampai Rp50 ribu. Kadang malah dibilang saldo kosong, padahal sudah ada transfer dari pusat,” ujar seorang warga, Minggu (16/8/2025).
Kasus serupa juga dialami keluarga korban bencana longsor. Bantuan beras 25 kilogram yang seharusnya diterima utuh, justru dikurangi saat disalurkan. “Berasnya ditaruh lama di rumah RT. Baru dibagikan setelah ada yang lapor, tapi beratnya berkurang, ada yang cuma 19 kilo,” tutur warga lainnya.
Praktik ini memicu keresahan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat lingkungan. Warga mendesak pemerintah desa dan dinas sosial turun langsung melakukan audit serta penindakan.
“Kalau dibiarkan, bantuan dari negara tidak akan sampai ke rakyat. Yang rugi tetap warga miskin,” tegas salah satu tokoh masyarakat Plaosan.
Hingga kini, pihak pemerintah desa maupun perwakilan RT yang dituding belum memberikan tanggapan resmi atas tuduhan warga.